Entri yang Diunggulkan

Adam Smith atau Ibnu Khaldun, BAPAK EKONOMI KITA ?

saya sangat terinspirasi ketka bisa mempublikasikan dan membuat poster Ibnu Khaldun ini. mau tahu mengapa????? Ini Alasan terkuat nya : ...

TEORI DAN ANALISIS PRODUKSI



MAKALAH EKONOMI MIKRO ISLAM
“Teori dan Analisis Produsi”
 DISUSUN
OLEH
Ø
 MUHAMMAD HAFIZ
          NIM : 26.12.3.124



JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
2013










KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat berangkaikan salam kita hadiahkan kepada Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wassalam, yang syafaatnya kita harapkan di yaumil akhir kelak.
Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi, hingga makalah kami yang berjudul “Teori dan Analisis Produksi” pada mata kuliah Ekonomi Mikro Islam ini dapat terselesaikan. Kepada dosen pembimbing, terimakasih telah memberi tugas kepada kami, banyak pengalaman dan pengetahuan yang kami dapatkan dalam proses penyelesaian makalah, juga kepada rekan-rekan yang ikut berpartisipasi   sehingga makalah ini sampai ke tangan kita semua.
Demikianlah makalah ini kami selesaikan, semoga membawa banyak manfaat bagi kita semua, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan, demi kesempurnaan makalah ini.



                                                                        Medan,  30 Oktober 2013
                                                                                     Penyusun
                                                                              Kelompok 4











TEORI DAN ANALISIS PRODUKSI
Produksi merupakan mata rantai konsumsi, yaitu menyediakan barang dan jasa yang merupakan kebutuhan konsumen. Produsen, sebagaimana konsumen, bertujuan untuk memperoleh mashlahah maksimum melalui aktivitasnya. Jadi, produsen dalam perspektif ekonomi Islam bukanlah seorang pemburu laba maksimal melainkan pemburu mashlahah. Ekspresi mashlahah dalam kegiatan produksi adalah keuntungan dan berkah sehingga produsen akan menentukan kombinasi antara berkah dan keuntungan yang memberikan mashlahah maksimal. Oleh karena itu, tujuan produsen bukan hanya laba, maka pertimbangan produsen juga bukan semata pada hal yang bersifat sumber daya yang memiliki hubungan teknis dengan output, namun juga pertimbangan kandungan berkah (nonteknis) yang ada pada sumber daya maupun output.Misalnya ketika untuk menghasilkan baju diperlukan kain, benang, tenaga kerja, serta mesin jahit produsen tidak hanya memikirkan berapa meter kain dan benang yang diperlukan agar maksimal, namun juga mempertimbangkan jenis kain dan benang apa, dan dibeli dengan harga berapa, berapa tenaga kerja diperlukan, berapa baju akan dibuat agar mashlahah mencapal maksimal. Bab ini mengupas mengenai bagaimana keputusan produsen dalam menggunakan sumber daya dan menginternalisasi berkah dalam keputusan produksi.
A.    Atribut Fisik dan Nilai dalam Produk
Sebuah produk yang dihasilkan oleh produsen menjadi berharga atau bernilai bukan karena adanya berbagai atribut fisik dari produk semata, tetapi juga karena adanya nilai (value) yang dipandang berharga oleh konsumen. Atribut fisik yang melekat pada suatu barang misalnya bahan baku pembuatannya, kualitas keawetan barang tersebut, bentuk atau desain barang, dan lain-Iain. Atribut fisik suatu barang esensinya menentukan peran fungsional dari barang tersebut dalm memenuhi kebutuhan konsumen. Di sisi lain, nilai yang terkandung dalam suatu barang akan memberikan kepuasan psikis kepada konsumen dalam memanfaatkan barang tersebut. Nilai ini dapat bersumber dari citra atau merk barang tersebut, sejarah, reputasi produsen, dan Iain-lain.
Dalam pandangan ekonomi Islam produk juga merupakan kombinasi dari atribut fisik dan nilai (value). Konsep ekonomi Islam tentang atribut fisik suatu barang mungkin tidak berbeda dengan pandangan umumnya, tetapi konsep nilai yang harus ada dalam setiap barang adalah nilai-nilai keislaman (Islamic values). Adanya nilai-nilai ini pada akhirnya akan memberikan berkah pada suatu barang. Setiap barang/jasa yang tidak mengandung berkah tidak bisa dianggap sebagai barang/jasa yang memberikan mashlahah, sebab berkah merupakan elemen penting dalam konsep mashlahah. Misalnya, ada 2 produk raket tenis, di mana raket tenis diproduksi oleh sebuah perusahaan A yang melakukan eksploitasi terhadap tenaga kerjanya sementara yang satunya dari perusahaan B sangat menghargai tenaga kerjanya. Sebagaimana telah diketahui bahwa eksploitasi terhadap tenaga kerja merupakan salah satu bentuk penyimpangan terhadap nilai-nilai Islam. Meskipun atribut fisik kedua raket tersebut sama, tetapi kedua raket tersebut akan dihargai berbeda. Raket yang diproduksi oleh perusahaan A tidak mengandung berkah sehingga bukan barang yang berharga (mengandung mashlahah), karenanya tidak akan dipilih oleh konsumen.
Jadi jelaslah bahwa suatu produk harus memiliki atribut fisik sekaligus berkah agar membawa mashlahah. Dengan cara pandang seperti ini maka kuantitas produk diekspresikan sebagai berikut:
Q= qF + qB
Di mana
QM  adalah barang yang memiliki mashlahah
Q adalah atribut fisik barang
QB  adalah berkah barang tersebut
B.     Input Produksi dan Berkah
Kegiatan produksi membutuhkan berbagai jenis sumber daya ekonomi yang lazim disebut input atau faktor produksi, yaitu segala hal yang menjadi masukan secara langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi. Pada dasarnya, faktor produksi atau input ini secara garis besar dapat diklasifikaskan menjadi jenis, yaitu input manusia (human input). dan input nonmanusia (non input). Yang termasuk dalam input manusia adalah tenaga kerja/buruh dan wirausahawan, sementara yang  termasuk dalam input nonmanusia adalah sumber daya alam (natural resources), kapital (financial capital), mesin, alat-alat, gedung, dan input-input fisik Iainnya (physical capital).
sebagaimana diketahui, berkah merupakan komponen penting dalam mashlahah. Oleh karena itu, bagaimanapun dan seperti apa pun pengklasifikasianya, berkah harus dimasukkan dalam input produksi. Berkah tersebut melekat setiap input yang digunakan dalam berproduksi dan juga melekat pada proses produksi sehingga output produksinya akan mengandung berkah. Memasukkan berkah input produksi adalah rasional, berkah mernpunyai andil (share) nyata dalam membentuk output. Memang berkah terkadang tidak materialized sebagaimana sifat Input-input yang lain, tetapi hal ini tidaklah mengapa sebab human capital (juga tidak matenalized) juga telah diterima sebagai input. Produk yang dihasilkan dengan menggunakan human capital yang rendah akan menghasilkan produk yang kurang baik dibanding dengan produk yang diproduksi dengan human capital dalam jumlah yang lebih tinggi. Demikian pula barang yang diproduksi dengan input berkah yang rendah akan menghasilkan output dengan kandungan berkah yang rendah pula. Akibatnya mashlahah dari barang tersebut juga rendah. Barang yang mashlahahnya rendah akan dianggap sebagai barang yang bernilai rendah pula, demikian sebaliknya.
C.    Kemuliaan Harkat Kemanusiaan sebagai Karakter Produksi
Kemuliaan harkat kemanusiaan harus mendapat perhatian besar dan utama dalam keseluruhan aktivitas produksi. Segala aktivitas yang bertentangan dengan pemuliaan harkat kemanusiaan dan dikatakan bertentangan dengan ajaran Islam. Karakter produksi seperti ini akan membawa implikasi penting dalam teori produksi. Salah satu contoh dalam memandang kedudukan manusia adalah tenaga kerja dan kapital. Keduanya dapat mengalami substitusi tergantung keadaan. Substitusi antara manusia/tenaga kerja dengan kapital pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1.      Substitusi yang bersifat alamiah (natural substitution)
2.      Substitusi yang dipaksakan (forced substitution)
Sebagai contoh substitusi ini kita asumsikan pada kehidupan jaman dahulu ketika manusia masih rendah ketenagakerjaannya. Semakin lama kualitas tenaga kerja akan meningkat. Hal ini membuat manusia harus ditempatkan dalam produksi yang bernilai tinggi juga. Sementara itu, untuk produksi pekerjaan barang-barang remeh akan digantikan oleh peralatan atau mesin. Seperti inilah substitusi yang bersifat alamiah tersebut dimana substitusi tersebut terjadi ketika perubahan zaman jangka waktu yang panjang.
Islam sangat menganjurkan substitusi natural karena sifatnya akan lebih meningkatkan mashlahah yang lebih tinggi dimana manusia semakin berkembang kualitas kerjanya. Sebaliknya Islam tidak menganjurkan adanya substitusi yang dipaksakan (forced). Hal ini disebabkan karena substitusi yang dipaksakan akan menimbulkan kesengsaraan hidup manusia yang juatru menurunkan harkat manusia.
Namun perlu diketahui substitusi natural proses terjadi dalam jangka waktu panjang. Sementara paradigma jangka berproduksi sebenarnya adalah paradigma jangka pendek. Sehingga menjadi tidak tepat jika konsep jangka panjang digambarkan kepada jangka pendek.
D.    Eksplorasi dan Pembentukan Konsep Produksi
Dengan mencermati penjelasan-penjelasan sebelumnya, maka perlu dicari konsep yang sama sekali lain dari apa yang selama ini sudah ada. Konsep ini dilandaskan pada nilai-nilai Islam.
1.      Amanah untuk mewujudkan maslahah maksimum
Amanah adalah salah satu nilai penting dalam Islam, yang diturunkan dari nilai dasar khilafah, yang harus terus dijunjung tinggi. pengertian amanah dalam konteks ini adalah penggunaan sumber daya ekonomi untuk mencapai tujuan hidup manusia (falah). Sumber daya yang ada di alam semesta ini oleh Allah diamanahkan kepada manusia. Manusia tidak diperbolehkan untuk mengeksplorasi dan memperolehnya dengan cara yang tidak benar. Singkatnya, amanah di sini dimaknai sebagai usaha untuk memanfaatkan surnber daya yang ada dengan cara yang sebaik-baiknya  untuk mencapai kemakrnuran manusia di muka bumi.
2.      Profesionalisme
Setiap musim  dituntut untuk menjadi pelaku produksi yang profesional, yaitu memiliki profesionalitas dan kompetensi di bidangnya. Segala sesuatu urusan harus dikerjakan dengan baik, karenanya setiap urusan harus diserahkan kepada ahlinya. Hal ini memberikan implikasi bahwa setiap pelaku produksi Islam harus mempunyai keahlian standar untuk bisa melaksanakan kegiatan produksi.
3.      Pembelajaran Sepanjang Waktu
Tenaga kerja harus selalu belajar untuk meningkatkan kemampuannya dalam hal-hal yang terkait dengan produksi. Pembelajaran ini merupakan amanat sepanjang hidup (long life) dari ajaran Islam, artinya bahwa setiap agen Muslim perlu terus-menerus belajar. Adapun media untuk belajar bisa berupa apa saja, misalnya tempat bekerja (working place). Dari tempat bekerja, secara berangsur-angsur tenaga kerja akan memperoleh keahlian dalam berproduksi sehingga kemampuan kerjanya meningkat.
     E. Produksi dengan Teknologi Konstan
1.      Kuva Isoinput
Dengan mendasarkan pada konsep seperti di atas maka kita dapat mendeskripsikan konsep tersebut menjadi  suatu gambaran yang lebih konkret,misalnya dalam bentuk grafis sebagaimana gambar  7.2. Kita asumsikan produsen memiliki dua alternative barang yang bisa dihasilkan dengan menggunakan input tertentu, yaitu barang X dan barang Y. sumbu vertikal menunjukkan jumlah barang Y, sementara sumbu horosontal menunjukkan jumlah barang X. selanjutnya kita dapat menggambarkan kurva isoinput, yaitu kurva yang menggambarkan alternative produk yang bisa dihasilkan (X dan Y) dengan input yang tertentu. Untuk mengetahui seluk beluyk mengenai kurva isoinput ini, maka dibawah ini disajikan pembahasan mengenai sifat dan karakteristik kurva isoinput.
a.       Input yang sama
Sesuai dengan namanya (iso berarti sama), maka semua titik disepanjang kurva isoinput menunjukkan jumlah input yang digunakan untuk prodiksi adalah sama. Dengan jumlah input yang sama ini produsen bisa menghasilkan berbagai kombinasi output sepanjang kurva tersebut, yaitu Y saja, X saja, atau sejumlah kombinasi X dan Y. Dengan kata lain, kurva isoinput bisa didefinisikan sebagai tempat kedudukan (locus) dari berbagai output yang berbeda yang bisa dihasilkan oleh jumlah input yang sama.
b.      Output yang Lebih Besar Memerlukan Input yang Lebih Besar
Secara intuisi dikatakan bahwa jumlah input yang lebih banyak yang dimasukkakn kedalam produksi akan menghasilkan jumlah output yang lebih banyak. Sebaliknya juga bjisa dikatakan dengan sama benarnya jika dikehendaki  jumlah output yang lebih besar, maka pasti memerlukan jumlah input yang lebih besar pula. Hal ini bisa dilihat dalam gambar 7.4. Pada titik A jumlah yang bisa diproduksi dari input yang ada adalah sebanyak  X untuk barang X  dan sebanyak Y untuk Y.  Pada tiik A’ jumlah yang bisa diproduksi adalah sebanyak X  untuk barang X dan sebanyak Y untuk produk Y. Jika kita bandingkan antara kombinasi output yang ada pada titik A dan titik A’ maka sevara pasti dikatakan bahwa kombinasi A’ mempunyai kandungan output yang lebih besar. Hal ini disebabkan karena keduanya mempunyai kandungan  Y yang sama., namun kombinasi A’ mempuynyai kandungan X yang lebih besar dari kombinasi A.
c.       Kurva Isoinput yang Lebih Tinggi Menyediakan Input yang Lebih Tinggi
Berdasarkan pada sifat kedua di atas bisa disimpulkan bahwa kombinasi A’ mempunyai kandungan output yang lebih besar  dari kombinasi A. Konsekuensinya kurva isoinput dimana kombinasi A’ berada menyediakan input yang lebih besar disbanding dengan kurva isoinput dimana kombinasi A berada. Dalam gambar terlihat bahwa kurva isoinput dimana kombinasi A berada menyediakan jumlah input sebanyak 10(IT₁₀), sementara kurva isoinput  dimana kombinasi A’ berada menyediakan input sebesar 20 (IT₂₀). Dengan melihat posisi kurva isoinput IT₃₀ yang lebih tinggi, maka bisa dikatakanbahwa semakin tinggi posisi kurva isoinput(IT), maka semakin besar input yang tersedia bagi produsen untuk melakukan kegiatan produksi.
d.      Transformasi Input
Pada gambar-gambar kuva isoinput tersebut di atas terlihat bahwa kurva isoinput ini mempunyai slope yang negative. Slope negatif  ini memberikan makna adanya subsitusi antara barang X dan barang Y. Pada gambar terlihat bahwasanya pergerakan titik A ketitik B telah terjadi substitusi dari barang X untuk barang Y. Pada titik A jumlah barang X dan Y yang bisa diproduksi adalah sebesar (X,Y). Pada titik B jumlah barang X dan Y bisa diproduksi adalah sebesar (X,Y). Padahal , pada kedua titik A dan B tersebut jumlah input yang dipakai adalah sama. Oleh karena itu, gambar tersebut mengatakan bahwa pergerakan dari titik A ke titik B mengakibatkan turunnya jumlah  barang Y yang bisa diproduksi yaitu dari Y ke Y.
e.       Tingkat Marginal Transformasi Input
Kurva isoinput pada pembahasan di atas berlereng negatif yang menunjukkan adanya substitusi antara kedua barang X dan Y. Hal ini juga berarti bahwa telah terjadi informasi input, yaitu dari penggunaan input untuk memproduksi barang X. Dengan kata lain, terjadi transformasi penggunaan input dari barang  X ke barang Y. Tingkat transformasi input marginal/ marginal rate of input transformation (MRIT)menunkukkan besarnya jumlah input yang digunakan untuk memproduksi barang Y yang ditarik dan kemudian digunakan untuk memproduksi barang X. Kemampuan ini ditunjukkan oleh besarnya slope dari kurva isoinput di atas. Secara aljabar, slope dari kurva isoinput bisa dilihat pada penurunan ekspresi dibawah ini:
Selanjutnya  bisa dilihat bagaimana perubahan slope tersebut diatas jika jumlah produksi barang X meningkat. Hal ini bisa dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar anak tangga di atas menunjukkan besarnya slope dari kuva isoinput. Jika kita berada pada posisi Y yang tinggi, pada kiri atas dan kemudian berjalan menuruni anak tangga tersebut terlihatbahwa anak tangga tersebut semakin landai dan rendah. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah input yang di ambil dari produksi barang Y dan dialihkan untuk memproduksi barang X sebesar satu unit semakin menurun. Hal ini sebenarnya menunjukkan adanya efek dari learning curve dari inout sebagaimana ditunjukkan pada gambar 7.1. Learning curve ini sekaligus juga menunjukkan adanya efisiensi penggunaan input. Namun, karena kemampuan manusia terbatas maka efek learning curve pada jumlah produksi semakin lama juga semakin menurun, dan pada titik tertentu  yang ditunjukkan oleh titik besar efek tersebut sudah menjadi nol. Pertambahan produksi barang X pada tahap selanjutnya dilakukan dengan efisiensi tersebut mulai terjadi setelah melalui titik belok(pada titik besar). Setelah titik belok tersebut maka jumlah input yang harus d ambil dari produksi barang Y menjadi semakin besar untuk memproduksi barang X sebesar satu unit.

3. Kombinasi Output Maksimum
 Setelah mendiskusikan semua hal yang perlu, maka sampailah kita saat ini pada masalah utama, yaitu menggambarkan bagaimana proses produsen muslim dalam mencapai mashlahah yang maksimum melalui kegiatan produksi yang mereka lakulan.
Tujuan dari produsenyang ingin memaksimumkan mashlahah bisa diekspresikan    menjadi:          M = f(X,Y)
Dalam produksi di atas ditunjukkan bahwa mashlahah yang diperoleh oleh produsen bersumber dari produksi barang  X dan barang Y yang dihasilkannya. Perlu dilihat dari sini bahwa pungsi mashlahah diatas sama seperti pungsi mashlahah yang ada pada teori konsumen. Hanya saja dalam kasus sekarang ini terma-terma X dan Ymenunjukkan jumlah barang yang diproduksi, bukannya jumlah barang yang dikonsumsi. Dengan demikian, representasi geometris dari pungsi mashlahah ini sama dengan yang ada dalam teori knsumsi, yaitu ditunjukkan oleh kurva iso-mashlahah, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi barang X dan Y yang memberikan tingkat mashlahah yang sama.
Sementara itu, keadaan input yang dihadapi oleh produsen diasumsikan konstan sehingga fungsi kendalanya adalah bayaknya input yang besarnya tertentu, yaitu kurva isoinput. Fungsi kendala ini bisa diekspresikan sebagai berikut ini:       I = i(X,Y)
Secara grafis proses maksimilasi mashlahah ini disajikan dalam gambar. Anggaplah dalam upaya mencapai maksimum mashlahah dalam kegiatan produksinya, seorang produsen menghadapi pilihan arrangemen mashlahah yang besarnya bertingkat-tingkat, sebagaimana ditunjukkan oleh kurva iso-mashlahah IM1, IM2 dan IM3. Tentu saja produsen akan memilih tingkat mashlahah yang paling tinggi yaitu kombinasi produksi yang berbeda pada kurva iso-mashlahah IM3, anggap misalnya kombinasi D. Namun, tentu saja usaha produsen tersebut terkendala dengan jumlah input yang tersedia. Jumlah input yang tersedia sudah tertentu besarnya yang ditunjukkan oleh kurva isoinput. Dengan demikian, pilihan untuk berproduksi pada kombinasi output D merupakan pilihan yang tidak relistis karena tersebut tidak bisa tercapai.
Dalam keadaan seperti ini alternativ terbaik yang memberi mashlahah optimum bagi produsen adalah kombinasi B karena kombinasi B tepat berada pada kurva isoinput meskipun berada pada kurva isoinput. Meskipun sama-sama berbeda pada kurva isoinput yang sama dengan kombinasi B, kombinasi A, dan C bukan merupakan kombinasiyang tepat karena keduanya berasal dari kurva iso-mashlahah yang lebih rendah disbanding dengan jumlah mushlahahyang ada pada kombinasi B. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa untuk memperoleh mashlahah yang optimum, maka teknik yang perlu dipakai adalah mencari titik singgung antara kurva iso-mushlahah dan kurva isoinput. Sipat inilah yang nantinya bisa dikembangkan untuk memproleh rumusan prilaku produsen.
Setelah menelusuri proses yang ditempuh oleh perodusen dalam melakukan usaha optimisasi mashlahah kegiatan produksi, sekarang kita prlu utuk mengetahi rumusan baku yang bisa dimegerti mengenai bagaimana seorang produsenmelakukan hal tersebut. Mengigat bahwa pemaparan geometris seperti di atastidak bisa memberikan tuntunan yang tegas mengenai hal ini, maka bisa digunakan pendekatan mate-matis.
Untuk memperoleh nilai mashlahah yang maksimum, maka fungsi tujuan dan fungsi kendala perlu dipadukan dalam satu fungsi lagrangian berikut ini:

      
Persamaan (7.9) dan persamaan (7.10) bisa ditulis kembali menjadi:

Menyatakan persamaan (7.12) dan persamaan (7.13) didapat:


                                                                    Atau
Nilai-nilai adalah mashlahah marginal yang diperoleh dari memproduksi barang X dan barang Y berturut-turut.
Adapun tema-tema adalah nilai-nilai input marginal dari barang X dan barang Y berturut-turut.
Berdasarkan defenisi tersebut bisa diberikan penafsiran terhadap persamaan (7.15) yaitu bahwasanya jika perusahaan ingin memaksimumkan mashlahah yang mereka peroleh dari kegiatan produksinya, maka kondisi yang harus dipenuhi adalah bahwa dia harus mampu menyamakan nilai rasio mashlahah marginal barang X dan mashlahah marginal barang Y sama dengan rasio input marginal dalam memproduksi barang X dan input marginal dalam memproduksi barang Y.  Inilah optimum mashlahah condition yang harus dipenuhi oleh produsen.
Sekarang, marilah kita cari alternatif lain dalam menafsirkan hasil yang disajikan pada persamaan (7.15). untuk keperluan ini persamaan (7.15) diuubah menjadi:


Penafsiran yang bisa diberikan kepada persamaan (7.16) di atas adalah jika perusahaan ingin mencapai mashlahah yang maksimum maka mereka harus menetapkan tambahan mashlahah yang dihasilkan dari tambahan satu unit input terakhir untuk memproduksi masing-masing barang harus sama. Dengan kata lain, satu unit inpor terakhir harus menghasilkan mashlahah yang sama baik jika digunakan untuk memproduksi barang X ataupun barang Y.
  F. Produksi  Dengan  Modal  Tetap
1.      Fungsi  Produksi
Fungsi produksi menunjukan berapa besar output, dengan kandungan berkah tertentu ,bisa diproduksikan dengan input-input yang disuplai kedalam proses produksi dan dengan jumlah modal/capital yang tertentu . Fungsi produksi  seperti ini bisa dilihat dibawah ini:
Q=T F(K,HK,L,E,M,B)

            Fungsi produksi sebagaimana yang disampaikan diatas bisa direduksi , untuk keperluan  analisis , menjadi sebagi berikut:

Q=T F (K,HK,L,B)

            Mengingat bahwa human capital melekat pada tenaga kerja, maka ekpresi di atas bisa ditulis dalam bentuk sebagai berikut:

Q=T F (K,L,B)
            Sedangkan mengingat bahwa berkah melekat pada setiap input yang lain, maka fungsi praduksi bisa ditulis menjadi:
Q=T F (K,L)
Foresubscript  B dalam ekpresi diatas menunjukkan adanya kandungan berkah di masing-masing input:
            Selain keberadaan berkah yang harus ada dalam setiap produksi, islm memandang bahwa manusia merupakan faktor produksi yang sangat penting. Manusia mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan input-input yang lain. Subsitusi yang terjadi antara kapital dengan teknologi tidak menimbulkan masalah, namun subsitusi yang terjadi antara kapital dengan tenaga kerja yang nota bene manusia akan menimbulkan permasalahan kemanusiaan. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya subsitusi yang dipaksakan (forced substitution) antara tenaga kerja dengan input/faktor produksi yang lain tidak semestinya terjadi pada kondisi seperti ini. Dalam situasi seperti ini maka konstruksi dari foresubscript K dalam fungsi produksi di atas menjadi sebagai berikut:
K= L
            Ekspresi diatas menunjukkan bahwa antara hubungan kapital (K) dan tenaga kerja (L) adalah hubungan yang complement er yang tidak saling menggantikan satu dengan yang lain.
2.      Produktifitas Rata-Rata
Produktivitas rata-rata biasanya selalu terkait dengan produktivitas dari suatu input.produktivitas rata-rata input ini menunjukkan kemampuan satu unit input tertentu dalam menghasilkan output secara rata-rata.Defenisi dari prooduktivitas rata-rata adalah sebagai berikut:    APi
            Karena dalam produksi input digunakan secara bersama-sama(simultan),maka kkonsep produktivitas rata-rata ini akan menghasilkan suatu yang kurang teliti,sebab kontribusi dari faktor lain di asumsi kan sama.Mengenai hal tersebut  bisa  dilihat dalam pembahasan berikut.
Perlu dilihat disini bahwa peningkatan jumlah tenaga kerja secara langsung akan mningkatkan ataupun menurunkan nilai produktiviitas rata-rata dari tenaga kerja tergantun\g pada tahap mana produksi berada.Sementara dipihak kapital hal ini justru meningkatkan nilai produktivitas rat-rata.Untuk mengetahui hal ini kita ambil persamaan dengaan mempertimbangkan aspek fisik nya saja.
Q= f (K,L)
            Denagn ekpresi seperti pada persamaan di atas,maka bisa diperoleh nilai produksi rata-rat kapital sebagai berikut:
AP
AP=
            Akibat yang ditimbulkan dari peningkatan tenaga kerja pada nilai produtivitas tenaga kerja.Hal ini bisa dilihat pada pemaparan beerikut ini.
Dari ekpresi di atas bahwa setiap kenaikan dri tenaga kerja satu unit akan menambah nilai produksi sebesar nilai produk marginal fisik di satu fihak sebagai man diperlihatkan oleh Terma pertama dalam ruas kanan.Namun,kanaikan tersebut berjalan dengan tingkat yang menurun.Di lain pihak peningkatan jumlah kerja ini menurunkan nilai produktivitas tenaga kerja sebagai man terlihat pada terma ke dua dalam ruas yang sama.Tanda negative yang ada pada terma tersebut menunjukkan penurunan nilai.Ekpresi  di atas menunjukkan nahwa sebagai akibat dari tambahan jumlah tenaga kerja maka perilaku dari nilai produktivitas rata-rata nilai tenaga kerja akan mengalami kenaikan pada awalnya dan kemudian akan mengalami penurunan.
3 .Marginal Physical Product of input daam islam
            Marginal Physical Pproduct (MPP) adalah jumlah Output fisik sebagai akibat dari adanya kenaikan sala satu input fisik, sementara jumlah input fisik lainnya alah konstan
a.                   Penyebab Berubahnya Marginal Physical Product of Input
            Sebagai ilustrasi adalah suatu proses roduksi yang menggunakan dua tahap : tahap I dan Tahap II. Dalam Tahap I peralatan yang dignakan adalah peralatan II. Asumsikan bahwa waktu yang digunakan untuk menyeleaikan pada masing-masing tahap adalah sama dan jumlah tenaga kerja yang dipakai dalam proses produksi ini hanya satu. Dalam situasi seperti ini maka bisa dibayangkan bahwasanya terdapat kapasitas peralatan yang menganggur. Ketika tenaga kerja sedang menangani proses pada tahap I, maka peralatan II menganggur demikian juga ketika tenaga kerja sedang  menangani pada proses tahap II peralatan I menjadi tdak terpakai. Dengan cara produks seperti ini, maka jumlah produksi adalah 0 unit per hari.  Sekarang dengan tambahan tenaga kerja satu orang lagi, sementara hal-hal lain tetap konstan, maka jumlah produksi bisa meningkat sebesar 18 unit dalam 1 hari. Kita lihat disini terjadi adanya peningkatan output dari 10 unit menjadi 18 unit. Peningkatan ini mudah ditelusuri asal muasalnya
b.      Penurunan Marginal Physical Product
      Nilai Produk marginal fisik dari suatu input akan mengalami penurunan sebagai akibat dari penambahan jumlah input tersebut kedalam produksi.
c.    Hubungan antara Produktivitas Rata-rata dan Produktivitas Marginal
       Huubungannya sangat erat bisa di lihat di contoh diatas bahwa setiap kenaikan dari tenaga kerja satu unit akan menambah nilai produk marginal fisik tenaga kerja. Dilain pihak peningkatan jumlah tenaga kerja ini akan menurunkan nilai prdouktivitas rata-rata tenaga kerja. Ekspresi diatas menunjukkan bahwa perilaku dari nilai produktivitas rata-ratab input akan mengalami kenaikan pada awalnya dan kemudian akan mengalamai penurunan ketika tambahan yang di hasilkan oleh nilai produk marginal fisik sudah tidak mampu lgi mengkompensasi penurunan yang disebabkan oleh penurunan nilai produktifitas rata-rata dari input yang bersangkutan.


Share on Google Plus

About hafiz

Merajut Ukhuwah dalam dakwah bernuansa Ilmiah. Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi Orang lain.. ( Yakin, Usaha, Sampai)
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar